Lokasi |
: |
Perairan Delta Mahakam, Kutai Kartanegara, Kalimatan Timur |
Tanggal |
: |
Oktober 2012 |
Bujur |
: |
117°35'17.06"E |
Lintang |
: |
0°27'32.88"S |
Kegiatan industri hulu minyak dan gas bumi memiliki biaya investasi dan risiko yang besar. Oleh karena itu, salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan aset-aset migas yang terkait dengan sarana produksi migas. Salah satu aset industri hulu migas adalah jaringan pipa yang menyalurkan bahan mentah minyak dan gas. Jaringan pipa ini menyebar dan berada pada permukaan tanah, dalam tanah, melintasi aliran sepanjang sungai dan tertanam di bawah dasar perairan sungai. Pemeliharaan jaringan pipa yang tertanam di bawah dasar perairan sungai perlu juga dilakukan, sehingga dilakukan pergantian pipa dengan cara melakukan pengerukan dasar perairan, pencabutan jaringan pipa lama, pemasangan pipa baru dan penimbunan pipa dengan material tertentu agar tertutup di dasar perairan. Selama proses pelaksanaan pemeliharaan jaringan pipa tersebut, pada saat proses pengerukan dasar perairan dan penimbunan material akan terjadi peningkatan konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) dan kekeruhan perairan yang berpotensi dapat menimbulkan dampak pada lingkungan perairan sekitarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian yang mendalam meliputi seberapa jauh dan seberapa luas area yang berpotensi terdampak dan dengan konsentrasi TSS berapakah di area tertentu selama proses pemeliharaan pipa yang tertanam di dasar perairan sungai.
Teknologi pemodelan diterapkan untuk mengkaji pola sebaran tingkat kekeruhan atau pola sebaran tingkat konsentrasi TSS selama periode dilakukannya proses pengerukan dan penimbunan kembali pemeliharaan pipa di dalam dasar perairan. Skenario pemodelan dibangun berdasarkan aktifitas real dari jumlah besaran sumber material sedimen, lokasinya dan kapan waktu pelaksanaan pengerukan dan penimbunan selama proses pemeliharaan pipa dasar perairan. Begitu pula data angin, data kondisi awal TSS dan gaya pembangkit pasut yang digunakan yaitu berasal dari data real hasil observasi lapangan. Luaran hasil pemodelan yang telah dilakukan dapat diketahui luas area dan jarak terjauh dari aktifitas pemeliharaan pipa yang berpotensi terdampak berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku yaitu nilai konsentrasi TSS di atas 80 mg/l di areal ekosistem mangrove.
Modul model yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
- Hidrodinamika
- Pergerakan Sedimen Dasar
- Pergerakan Sedimen Kolom Air
- GIS Kelautan
Aplikasi lainnya yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut:
- Sedimentasi
- Kualitas Perairan
- Ekologi Perairan
- Kajian Dampak Lingkungan