Kondisi laut di Indonesia sangat dinamis dan heterogen. Dinamika yang besar terjadi disebabkan oleh proses-proses meteorologi dan oseanologi yang cepat, sedangkan heterogen disebabkan karena wilayah laut Indonesia dipengaruhi beragam fenomena lokal, regional dan global seperti Madden-Julian Oscillation, Muson, El Nino, La Nina, Dipole Mode dan lain-lain. Selain itu juga, yang menyebabkan dinamika dan keheterogenan kondisi laut Indonesia besar adalah negara Indonesia berbentuk kepulauan, sehingga semua dinamika dan heterogenitas laut dibatasi oleh paparan pulau-pulau besar maupun kecil di perairan Indonesia. Kondisi dinamika perairan di Selat Sunda dengan di Selat Makassar sangat berbeda, begitu pula keragaman karakteristiknya dimana fenomena yang mempengaruhinya juga berbeda.
Banyak efektifitas dan efisiensi aktifitas manusia dari mulai daerah aliran sungai, pesisir pantai sampai dengan lepas pantai dipengaruhi oleh kondisi perairan laut, misalnya budidaya laut, perikanan tangkap, kepelabuhan, pelayaran, enjinering lepas pantai dan lain-lain. Biaya resiko (Risk Cost) dan biaya pemulihan (Recovery Cost) jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dari aktifitas tersebut akibat perubahan kondisi ekstrim laut, pada umumnya sangat besar, bahkan terkadang dapat membawa kebangkrutan usahanya.
Kendala ini dapat diantisipasi dengan memanfaatkan teknologi pemodelan yang memiliki kemampuan untuk memprediksi kondisi laut dan perairan. Kerugian akibat dari kondisi laut yang ekstrim dapat dikurangi atau bahkan dihindari. Hasil prediksi dari model digunakan sebagai peringatan dini bagi pengguna. Selain itu pula, hasil prediksi dapat dimanfaatkan untuk merancang strategi dari aktifitas usahanya. Sebagai contoh, perjalanan kapal kargo akan lebih cepat dan biaya bahan bakar dapat dihemat jika dapat diketahui rute kapal yang akan dilalui searah dengan arah arus dan gelombang.
Aplikasi pemodelan yang dapat diterapkan dari prediksi kondisi laut dapat dilihat pada menu yang terdapat di bagian kanan.