JA Sugite - шаблон joomla Скрипты

Pembangunan Struktur di Aliran Sungai

Pembangunan struktur di aliran sungai antara lain meliputi bendungan, dermaga, pelabuhan sungai, saluran pengairan, pemecah ombak dan lain-lain, akan berakibat menurunnya sumber masukan air tawar keperairan laut melalui muara sungai. Menurunnya masukan air tawar ini akan berakibat meningkatnya salinitas di muara sungai di perairan estuari dan menurunnya sumber masukan nutrien bagi organisme laut. Meningkatnya salinitas dari ambang batas normal yang dapat ditolerir oleh organisme laut akan mengganggu kelangsungan hidup dari organisme tersebut, sedangkan menurunnya masukan nutrien ke perairan estuari dan laut akan berdampak hilangnya organisme tersebut dari daerahnya sebagai tempat meminjah dan pembesaran bagi beberapa jenis ikan. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan salinitas di perairan estuari adalah sebagai berikut:

  • Menurunnya aliran massa air tawar dari sungai sebagai akibat pembendungan sungai akan memicu terjadinya peningkatan salinitas di dekat muara sungai dan akan mengakibatkan perubahan sirkulasi arus dan proses pencampuran massa air di estuari.
  • Intrusi salintas yang tinggi karena adanya badai di pantai yang menyebabkan masuknya salinitas dari laut lepas ke perairan estuari.
  • Aktifitas pengerukan dan pelebaran alur di perairan estuari akan mengakibatkan berubahnya pola sirkulasi massa air dan meningkatkan proses pencucian massa air. Implikasi yang terjadi adalah peningkatan salinitas.

Kondisi penurunan masukan massa air tawar dari sungai beserta dampaknya dapat disimulasikan melalui teknologi pemodelan. Perubahan luasan badan sungai dan hambatan aliran sungai dapat dimodelkan untuk mensimulasikan kondisi aliran di sungai dan debit yang keluar dari muara sungai yang masuk ke perairan laut. Volume massa air tawar dan pola aliran di muara sungai dan perairan laut dapat dihitung berdasarkan model matematis numerik. Model ini dapat diintegrasikan dengan model sirkulasi di perairan laut dengan mempertimbangkan pengaruh dari pasang-surut, kondisi perairan di laut (gelombang dan lain-lain) dan kondisi cuaca di perairan tersebut. Pola penyebaran salinitas di muara sungai dan di perairan laut dapat pula disimulasikan untuk mengetahui seberapa luas daerah yang akan terpengaruh.

Perubahan masukan air tawar dari sungai dapat dimodelkan melalui pemodelan gabungan antara model aliran di sungai dengan model hidrodinamika. Modul model hidrodinamika digunakan untuk mensimulasikan kondisi muara sungai dan perairan laut dengan beragam skenario kondisi laut dan cuaca serta iklim, sedangkan modul model Aliran Sungai digunakan untuk mensimulasikan kondisi hidrodinamika dan hidrologi di badan sungai. Gabungan kedua modul ini secara terintegrasi dapat memberikan hasil kajian yang komprehensif. Modul model Sedimen Dasar, Sedimen Kolom Air dan Pergerakan Partikel dapat diikutsertakan meskipun tidak terlalu penting. Modul-modul ini digunakan hanya untuk mensimulasikan penurunan distribusi sedimen dan partikel karena penurunan masukan air tawar, tetapi modul ini bermanfaat untuk memberikan gambaran secara tidak langsung mengenai suplai nutrien ke perairan estuari. Pola penyebaran peningkatan salinitas dapat disimulasikan dengan menggunakan modul model Adveksi-Dispersi. Modul Morphologi Pantai dapat pula digunakan untuk mengkaji perubahan morphologi pantai sebagai akibat dari dominasi energi laut (pasang-surut, angin dan arus) dibangdingkan karena perubahan bentukan daratan akibat dari deposit sedimen dalam jangka waktu panjang.

Modul model yang dapat digunakan untuk membangun model dengan skenario dan simulasi pembangunan struktur di aliran sungai dapat dilihat pada menu yang terdapat di bagian kanan.