JA Sugite - шаблон joomla Скрипты

Dampak Lingkungan

Hampir semua fungsi organisme perairan akan optimal pada selang variasi salinitas yang kecil. Ketika salinitas berubah dibawah atau diatas selang ini maka organisme ini akan kehilangan kemampuannya untuk mengatur keseimbangan konsentrasi ion di dalam tubuhnya. Proses osmoregulasi menjadi hal yang sangat penting bagi proses fisiologi di dalam tubuh organisme perairan. Kematian biota laut lebih sering terjadi karena faktor ini daripada faktor kematian akibat proses makan-memakan, kompetisi dan penyakit dan parasit. Sebagai konsekuensinya pergeseran selang salinitas dan distribusinya dapat berdampak pada distribusi makro benstos, seagrass dan organisme sesil (menetap).

Gradien vertikal salinitas secara alamiah dan juga posisi isohalin adalah merupakan faktor yang penting dalam keberhasilan proses perkembangbiakan larva dan juvenil ikan. Salinitas juga berperan penting dalam mengontrol tipe dari organisme patogen dan spesies penyakit yang dapat terjadi di perairan estuari, beberapa diantaranya dapat mengakibatkan terjadinya alga blooms dan aktifitas nitrifikasi dan denitrifikasi bakteri. Sebagai kesimpulannya, selang variasi regim salinitas yang besar akan memberikan kecenderungan keragaman dan kelimpahan spesies akan rendah dimana spesies tersebut hidup pada selang perubahan konsentrasi ion yang besar.

Sedimen pada air tawar dapat lebih menahan pertukaran amonium (NH4+) daripada sedimen di air laut karena kation terikat dengan NH4+ untuk pengisian ikatan negatif di dalam sedimen. Kebanyakan senyawa logam akan terlarut dengan meningkatnya salinitas karena ion kalsium dan magnesium membentuk ikatan organik dengan partikel di permukaan dan akan menggangu proses kompleksasi dan adsorpsi dari logam. Pada intinya, peningkatan salinitas akan mereduksi konsentrasi senyawa logam terlarut  dan terikat dengan partikel lumpur halus yang terapung (flocullation) dimana partikel tersebut memiliki laju terendapkan (settling velocity) kedasar perairan yang tinggi. Proses flokulasi terjadi karena salinitas yang meningkat di perairan estuari dan akan memicu terjadi pengendapan dari partikel tersuspensi dan akan menjernihkan kolom air.

Dampak dari perubahan masukan air tawar ke parairan laut melalui muara sungai di daerah estuari dapat disimulasikan dengan teknologi pemodelan. Pembangunan skenario pemodelan disusun dengan lengkap dengan beberapa skenario dari mulai skenario dengan resiko rendah, menengah dan tinggi. Respon dampaknya dapat juga dianalisis kemungkinannya.

Modul model Aliran Sungai dan Banjir di Daratan dimanfaatkan untuk mengkaji perubahan masukan massa air tawar dari daerah aliran sungai ke muara sungai. Modul model hidrodinamika digunakan untuk mensimulasikan sirkulasi arus laut dengan kondisi perairan yang berbeda (pasang-surut, angin dan gelombang). Penyebaran pola salinitas dapat disimulasikan dengan menggunakan modul model Adveksi-Dispersi dan pergerakan sedimen menggunakan modul model Pergerakan Sedimen Dasar, Sedimen Kolom Air dan Partikel. Pola garis pantai dari perluasan dataran atau mungkin delta dapat disimulasikan dengan menggunakan modul model Morphologi Pantai.

Modul model yang dapat digunakan untuk membangun model dengan skenario dan simulasi dampak lingkungan dapat dilihat pada menu yang terdapat di bagian kanan.