Kota-kota besar di pinggir pantai dengan tingkat urbanisasi yang tinggi, cenderung untuk memanfaatkan lahan pesisir untuk aktifitas manusia. Salah satunya adalah dengan melakukan reklamasi pantai untuk keperluan pembangunan pelabuhan, pemukiman, kawasan industri dan pariwisata. Reklamasi pantai adalah menambahkan luas areal daratan ke arah laut dengan cara menimbun laut dengan material tertentu (batu, pasir dan tanah) sehingga terbentuk dataran di atas permukaan laut. Dampak nyata yang terlihat adalah hilangnya habitat seperti mangrove, organisme bentik, terumbu karang, padang lamun dan habitat lainnya. Dampak lainnya adalah berubahnya kondisi perairan sekitar meliputi pola sirkulasi arus, tinggi muka laut dan gelombang. Perubahan kondisi perairan akan mengakibatkan terjadi perubahan sedimentasi, kedalaman, kekeruhan, salinitas, kejadian anoxic dan hypoxic, biodiversitas, komposisi spesies, alga blooms dan eutropikasi, stok makanan laut dan luasan habitat. Perubahan sirkulasi arus menyebabkan efek yang berantai terhadap suatu ekosistem.
Untuk mengurangi dampak tersebut maka dalam melakukan perencanaan reklamasi pantai perlu mempertimbangkan banyak aspek termasuk kondisi perubahan kondisi perairan. Dengan melakukan perencanaan yang tepat maka dampak tersebut dapat di minimalisasikan. Oleh karena itu, perencanaan desain reklamasi pantai perlu menggunakan beberapa alternatif disain dan menguji dampak yang akan dihasilkannya. Teknologi pemodelan dapat membantu proses pengambilan keputusan untuk memilih perencanaan desain mana yang paling optimal ditinjau dari aspek biaya dan beban dampak lingkungan yang dihasilkannya. Skenario yang dibangun untuk melakukan pemodelan adalah melalui tahapan, pertama yaitu dengan mensimulasikan kondisi perairan sebelum dilakukan reklamasi, kedua yaitu informasi yang dihasilkan dari simulasi sebelum dilakukan reklamasi digunakan untuk membuat beberapa alternatif desain reklamasi, ketiga yaitu pengujian desain-desain alternatif reklamasi dengan menggunakan pemodelan untuk mengetahui perubahan-perubahan kondisi perairan dan dampak yang mungkin akan terjadi dan keempat adalah pemilihan desain reklamasi yang paling optimal dimana telah mempertimbangkan berbagai macam aspek meliputi aspek ekonomis dan lingkungan.
Modul model yang digunakan untuk optimalisasi reklamasi pantai meliputi modul Hidrodinamika untuk mengkaji perubahan sirkulasi arus dan tinggi muka laut, beberapa modul gelombang untuk mengetahui gangguan gelombang terhadap areal reklamasi meliputi modul Gelombang Spektral, Gelombang Spektral di Perairan Dangkal, Parabolic Mild Slope, Elliptic Mild Slope, Refraksi-difraksi Gelombang, Gelombang Boussinesq dan Perangkat Analisis Gelombang. Modul Morphologi Pantai dan Proses Litoral dan Dinamika Garis Pantai digunakan untuk mensimulasikan perubahan bentukan dan struktur hasil reklamasi pantai. Dampak terhadap lingkungan perairan dan organisme laut dimodelkan dengan modul Model Ekosistem. Data-data hasil pemodelan diintegrasikan dengan data spatial pendukung lainnya dengan menggunakan modul GIS Kelautan.
Modul model yang dapat digunakan untuk membangun model dengan skenario dan simulasi reklamasi pantai dapat dilihat pada menu yang terdapat di bagian kanan.