Tata ruang pesisir pantai yang baik dan benar adalah pengaturan wilayah pemanfaatan pesisir dimana semua aktifitas manusia dan fungsi ekologis lingkungan perairan berjalan dengan alamiah, serasi dan tidak saling mengganggu dalam interaksinya. Tata ruang ini dihasilkan melalui perencanaan tata ruang yang tepat melalui proses dan prosedur yang benar menurut perundangan yang berlaku. Tentunya yang diharapkan adalah perundangan tersebut telah melalui uji ilmiah yang tepat sehingga dalam implementasinya tidak menimbulkan intrepetasi yang salah menurut kaidah ilmiah. Penentuan kawasan perumahan, industri, perdagangan dan jasa, pariwisata, pelabuhan, budidaya, konservasi dan kawasan lindung di pesisir pantai dalam perencanaan tata ruang perlu memperhatikan banyak hal secara mendetail dan terukur menurut kaidah ilmiah. Hasil yang diharapkan tidak terjadi tumpah tindih kepentingan antara kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat sekitar.
Teknologi pemodelan laut dapat membantu pelaksanaan perencanaan tata ruang pesisir pantai dengan beberapa tahapan. Tahapan tersebut adalah meliputi:
- Pemodelan dilakukan sebelum perencanaan tata ruang dibuat. Hasil dari simulasi pemodelan kondisi laut akan menjadi masukan dalam pertimbangan perencanaan tata ruang pesisir.
- Pemodelan dilakukan setelah dibuat perencanaan tata ruang pesisir. Pada tahap ini skenario pemodelan dibangun berdasarkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi meliputi perubahan parameter-parameter kualitas perairan, kualitas sedimen, kualitas habitat dan kualitas organisme bentik akibat adanya tekanan aktifitas manusia (perumahan, industri, perdagangan dan jasa, pariwisata, pelabuhan, budidaya dan lain-lain) untuk mencegah terjadinya indikator isu-isu pesisir (erosi pantai, pencemaran, alga blooms dan lain-lain). Skenario pemodelan ini dibangun dengan kondisi normal dan ekstrim (worse case), misalnya jika terjadi pecemaran logam berat dari limbah industri dengan konsentrasi tinggi. Hasil dari tahap ini adalah apakah terjadi gangguan interaksi antara aktifitas manusia, lingkungan dan masyarakat sekitar. Jika terjadi, maka dilakukan perencanaan ulang.
- Pemodelan dilakukan pada saat perencanaan tata ruang pesisir yang ada sudah diterapkan dan aktifitas manusia di kawasannya (perumahan, industri, perdagangan dan jasa, pariwisata, pelabuhan, budidaya dan lain-lain) telah berjalan di pesisir pantai. Pemodelan dapat diterapkan untuk melakukan dua hal yaitu pertama, sebagai instrumen untuk melakukan monitoring dan pengendalian kawasan dan kedua, sebagai sarana bantu pengambilan keputusan untuk melakukan revisi pada perencanaan tata pesisir yang akan datang.
Modul model yang digunakan untuk membantu perencanaan tata ruang pesisir sangat beragam, karena dibutuhkan hasil pemodelan yang komprehensif dengan detail tinjauan spesifik skenario yang berbeda-beda. Pada tabel berikut ini memperlihatkan modul-modul model yang dapat mensimulasikan kasus isu-isu pesisir.
ISU-ISU PESISIR |
MODUL MODEL |
Declining water quality |
|
Acid sulfate soils |
Hidrodinamika, Adveksi-Dispersi, Pergerakan Sedimen Dasar, Pergerakan Sedimen Kolom Air, Model Ekosistem, Aliran Sungai, GIS Kelautan |
Algal blooms |
Hidrodinamika, Adveksi-Dispersi, Pergerakan Sedimen Kolom Air, Model Ekosistem, Aliran Sungai, GIS Kelautan |
Anoxic and hypoxic events |
Hidrodinamika, Pergerakan Sedimen Dasar, Pergerakan Sedimen Kolom, Model Ekosistem, GIS Kelautan |
Eutrophication |
Hidrodinamika, Model Ekosistem, Aliran Sungai, GIS Kelautan |
Fine sediment loads |
Hidrodinamika, Pergerakan Sedimen Dasar, Pergerakan Sedimen Kolom Air, Gelombang Spektral di Perairan Dangkal, Perangkat Analisis Gelombang, GIS Kelautan |
Fish kills |
Hidrodinamika, Model Ekosistem, Analisis Tumpahan Minyak, GIS Kelautan |
Freshwater flows |
Hidrodinamika, Aliran Sungai, GIS Kelautan |
Shellfish quality & closure |
Hidrodinamika, Adveksi-Dispersi, Pergerakan Sedimen Dasar, Model Ekosistem, Analisis Tumpahan Minyak, Aliran Sungai, GIS Kelautan |
Climate change |
|
Beach erosion |
Hidrodinamika, Pergerakan Sedimen Dasar, Pergerakan Sedimen Kolom, Pergerakan Partikel, Morphologi Pantai, Gelombang Spektral di Perairan Dangkal, Perangkat Analisis Gelombang, Refraksi-difraksi Gelombang, Proses Litoral dan Dinamika Garis Pantai, GIS Kelautan |
Climate change |
Hidrodinamika, Model Ekosistem, Aliran Sungai, GIS Kelautan |
Global warming |
Hidrodinamika, Model Ekosistem, Aliran Sungai, GIS Kelautan |
Ocean acidification |
Hidrodinamika, Adveksi-Dispersi, Model Ekosistem, GIS Kelautan |
Saline intrusion |
Hidrodinamika, Adveksi-Dispersi, GIS Kelautan |
Sea level rise |
Hidrodinamika, Model Ekosistem, Aliran Sungai, GIS Kelautan |
Vector borne diseases |
Hidrodinamika, Model Ekosistem, Aliran Sungai, GIS Kelautan |
Habitat/species alterations |
|
Beach erosion |
Hidrodinamika, Pergerakan Sedimen Dasar, Pergerakan Sedimen Kolom, Pergerakan Partikel, Morphologi Pantai, Gelombang Spektral di Perairan Dangkal, Perangkat Analisis Gelombang, Refraksi-difraksi Gelombang, Proses Litoral dan Dinamika Garis Pantai, GIS Kelautan |
Biodiversity |
Hidrodinamika, Model Ekosistem, GIS Kelautan |
Habitat loss |
Hidrodinamika, Model Ekosistem, Analisis Tumpahan Minyak, GIS Kelautan |
Hydrodynamic alteration |
Hidrodinamika, Gelombang Spektral di Perairan Dangkal, Gelombang Boussinesq, GIS Kelautan |
Marine pest invasions |
Hidrodinamika, Model Ekosistem, GIS Kelautan |
Modul modul model Hidrodinamika digunakan untuk mensimulasikan sirkulasi arus dan tinggi muka laut. Modul model Adveksi-Dispersi digunakan untuk mensimulasikan bahan pencemar terlarut. Sedimentasi dimodelkan dengan modul model Pergerakan Sedimen Dasar dan Kolom Air dan Pergerakan Partikel. Modul model Morphologi Pantai dan Proses Litoral dan Dinamika Garis Pantai digunakan untuk mensimulasikan perubahan struktur morphologi dan garis pantai. Modul Model Analisis tumpahan minyak digunakan khusus untuk mensimulasikan penyebaran minyak tumpah di perairan pesisir. Modul model Ekosistem digunakan untuk mensimulasi proses interaksi ekologi berserta parameter yang menyertainya. Modul gelombang yang digunakan terdiri dari Gelombang Spektral di Perairan Dangkal, Refraksi-difraksi Gelombang, Gelombang Boussinesq dan Perangkat Analisis Gelombang. Modul model Aliran sungai digunakan secara khusus di perairan pesisir yang terdapat muara sungai dan Modul GIS Kelautan digunakan untuk mengintegrasikan hasil simulasi dengan pemetaan rencana tata ruang berbasis spasial.
Modul model yang dapat digunakan untuk membangun model dengan skenario dan simulasi tata ruang pesisir pantai dapat dilihat pada menu yang terdapat di bagian kanan.