JA Sugite - шаблон joomla Скрипты

Penyebaran Limbah Panas

Pemanfaatan air pendingin dari air laut dan buangan limbah panas ke perairan laut dari mesin-mesin industri dan mesin pembangkit tenaga listrik sangat efektif dan efisien digunakan. Tetapi perlu dikaji pola penyebaran perubahan suhu perairan terhadap habitat dalam suatu ekosistem perairan. Pada setiap perairan memiliki kondisi parameter oseanografi perairan dan cuaca serta iklim yang berbeda-beda tergantung dari siklusnya. Keadaan ini menyebabkan pola penyebaran perubahan suhu perairan dari buangan limbah panas berbeda-beda tergantung dari kondisi perairan, cuaca dan iklim di daerah tersebut. Pola penyebaran perubahan suhu dari limbah panas ini perlu dikaji apakah akan menyebar kesuatu tempat dimana terdapat habitat dari suatu ekosistem yang akan terganggu atau tidak. Ekosistem tersebut antara lain meliputi ekosistem terumbu karang, padang lamun dan lain-lain. Jika pada setiap musim dengan fluktuasi cuaca tertentu pola penyebaran perubahan suhu perairan tidak mengganggu habitat tersebut maka limbah buangan panas tersebut bukan lagi dikatakan sebagai sumber dari bahan polutan.

Kajian ini dapat didukung oleh pemodelan laut untuk mensimulasikan pola penyebaran limbah buangan panas dengan menggunakan beberapa skenario dari mulai manajemen buangan limbah panas (pengaturan debit dari pipa buangan limbah panas), kondisi perairan yang berbeda-beda dan kondisi iklim dan cuaca yang beragam. Model yang digunakan merupakan model 2 dimensi (2D) dengan cakupan luasan yang besar dan waktu simulasi yang digunakan dengan periode panjang untuk melihat efek penyebaran limbah panas pada jangka waktu lama. Model 3 dimensi (3D) juga dapat dilakukan untuk cakupan yang luas dan waktu yang lama, tetapi membutuhkan waktu proses perhitungan numerik dari model tersebut yang lama.

Modul Hidrodinamika digunakan untuk mensimulasikan kondisi perairan meliputi arus dan gelombang sedangkan modul Adveksi-Dispersi digunakan untuk mengkaji pola perpindahan (transport), penyebaran (dispersion) dan pengurangan (decay) dari limbah buangan panas. Efek dari perubahan suhu terhadap habitat dalam suatu ekosistem di perairan tersebut ditelaah dengan menggunakan modul model Ekosistem, sedangkan jika lokasi pembungan limbah panas terdapat di sekeitar perairan estuari maka modul Aliran Sungai dapat diintegrasikan untuk menghasilkan luaran model yang lebih akurat. Hasil dari pemodelan dapat diintegrasikan visualisasi dan basis data pemodelan dengan menggunakan modul GIS Kelautan.

Modul model yang dapat digunakan untuk membangun model dengan skenario dan simulasi penyebaran limbah panas dapat dilihat pada menu yang terdapat di bagian kanan.