Aktifitas pembuangan limbah panas dari pendingin mesin-mesin industri dan pembangkit tenaga listrik ke perairan laut, lambat laut akan memiliki dampak yang cukup signifikan. Oleh karena itu dampak dari buangan limbah panas ini perlu dikaji dengan lebih mendalam. Perubahan suhu dapat mengganggu proses metabolisme organisme laut seperti ikan, insects, benthic invertebrata, zooplankton, phytoplankton dan microba, sehingga kemampuan organisme laut tersebut untuk bertahan hidup sangat diragukan.
Perubahan suhu secara tidak alamiah berdampak tidak langsung terhadap biota dimana daya dukung habitatnya menjadi hilang. Sebagai contoh pada habitat terumbu karang, dengan berubahnya suhu maka tingkat kelarutan oksigen dan kalsium karbonat (calcite atau aragonite) di air akan berubah. Lebih jauh lagi akan berpengaruh terhadap kelarutan kontaminasi logam (metal) dan bahan beracun lainnya yang berasimilasi dengan proses fisiologi biota. Suhu air laut juga merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi keberadaan virus-virus (viral) di lingkungan perairan.
Dampak yang ditimbulkan akibat adanya perubahan suhu air laut karena adanya buangan limbah panas dalam jangka waktu yang lama akan berakibat sebagai berikut:
- Algal Bloom
- Keberadaan Anoxic dan Hypoxic
- Menurunnya biodiversitas perairan
- Peningkatan klorofil
- Pemutihan Terumbu Karang
- Kehilangan atau gangguan dari habitat
- Perubahan laju proses mikroba (decomposition)
- Perubahan tangkapan atau stok seafood
- Perubahan komposisi spesies
- Perubahan lamanya dan tingkat stratifikasi massa air
Dampak ini dapat ditekan dengan dibantu oleh teknologi pemodelan untuk mensimulasi kondisi habitat di dalam suatu ekosistem dimana terjadi perubahan suhu di lingkungan perairannya karena limbah buangan panas. Model ini dapat mensimulasikan respon dari organisme terhadap perubahan kondisi fisik, kimia dan biologi di suatu perairan karena berubahnya suhu perairan dari buangan limbah panas. Oleh karena itu dapat diketahui apakah buangan limbah panas ini cukup signifikan mengganggu kehidupan organisme dan lingkungan perairan atau tidak.
Modul Hidrodinamika digunakan untuk mensimulasikan kondisi perairan meliputi arus dan gelombang sedangkan modul Adveksi-Dispersi digunakan untuk mengkaji pola perpindahan (transport), penyebaran (dispersion) dan pengurangan (decay) dari limbah buangan panas. Efek dari perubahan suhu terhadap habitat dalam suatu ekosistem di perairan tersebut ditelaah dengan menggunakan modul model Ekosistem, sedangkan jika lokasi pembungan limbah panas terdapat di sekeitar perairan estuari maka modul Aliran Sungai dapat diintegrasikan untuk menghasilkan luaran model yang lebih akurat. Hasil dari pemodelan dapat diintegrasikan visualisasi dan basis data pemodelan dengan menggunakan modul GIS Kelautan.
Modul model yang dapat digunakan untuk membangun model dengan skenario dan simulasi dampak penyebaran limbah panas dapat dilihat pada menu yang terdapat di bagian kanan.